KERUSAKAN DAN PENANGANAN PADA STRUKTUR BETON BERTULANG
Tugas pengendalian mutu proyek
Nama : Wirya
Ageng Aditya
Nim : 417110097
Dosen Pembimbing : Aulia Muttaqin,ST.,MT
Dosen Pembimbing : Aulia Muttaqin,ST.,MT
1.jenis jenis kerusakan pada pekerjaan beton bertulang dan upaya penanganan terkait kerusakan tersebut (minimal 10 jenis kerusakan yang terjadi pada pekerjaan beton bertulang)
2.jenis jenis kerusakan pada pekerjaan lapisan
campuran beraspal dan jelaskan upaya penanganan terkait kerusakan tersebut (
minimal 10 jenis kerusakan yang terjadi pada pekerjaan lapisan campuran
beraspal)
Kerusakan Pada Beton Bertulang
Dalam
istilah dunia konstruksi, kita mengenal beton bertulang. Beberapa jenis beton
ini menggunakan reinforced concrete maupun prestressed concrete yang
menggunakan baja untuk strukturnya. Meskipun dalam pelaksanaan proses
konstruksi sudah dilakukan dengan sebaik mungkin, namun terkadang kerusakan
kecil bahkan besar bisa saja terjadi.
Seringkali,
kerusakan yang terjadi pada beton bertulang tidak dapat dihindarkan dikarenakan
banyak faktor, seperti faktor alam yang tak bisa dicegah maupun faktor kimiawi.
Lebih jelasnya, berikut ini akan dibahas beberapa penyebab kerusakan dan juga
cara mengatasinya:
Pada
umumnya, kerusakan yang terjadi dibagi menjadi beberapa kategori, yakni:
1.
Retak (cracks)
Retak merupakan kejadian pecah pada beton, berupa garis-garis panjang yang sempit. Retak ini biasa terjadi akibat cuaca yang panas dan berangin. Jenis kerusakan ini sifatnya dangkal dan saling berhubungan. Kerusakan akibat keadaan alam pada beton dengan steel structure (reinforced concrete) maupun prestressed concrete memang seringkali tidak bisa dihindari. Dengan penanganan yang tepat, kerusakan ini tidak akan menimbulkan permasalahan berarti bagi konstruksi.
Retak merupakan kejadian pecah pada beton, berupa garis-garis panjang yang sempit. Retak ini biasa terjadi akibat cuaca yang panas dan berangin. Jenis kerusakan ini sifatnya dangkal dan saling berhubungan. Kerusakan akibat keadaan alam pada beton dengan steel structure (reinforced concrete) maupun prestressed concrete memang seringkali tidak bisa dihindari. Dengan penanganan yang tepat, kerusakan ini tidak akan menimbulkan permasalahan berarti bagi konstruksi.
2.
Lubang-lubang pada
beton bertulang (void)
Voids merupakan istilah untuk menggambarkan kondisi kerusakan pada beton bertulang, berupa lubang-lubang yang ukurannya relatif dalam dan lebar. Penyebabnya ialah proses pemadatan yang dilakukan dengan vibrator yang kurang maksimal dan terlalu sempitnya jarak antara bekisting dengan tulangan atau frame. Yang sering terjadi adalah jarak antar tulang yang terlalu sempit hingga mortar tidak bisa mengisi rongga atau pori-pori antara agregat kasar dengan sempurna.
Voids merupakan istilah untuk menggambarkan kondisi kerusakan pada beton bertulang, berupa lubang-lubang yang ukurannya relatif dalam dan lebar. Penyebabnya ialah proses pemadatan yang dilakukan dengan vibrator yang kurang maksimal dan terlalu sempitnya jarak antara bekisting dengan tulangan atau frame. Yang sering terjadi adalah jarak antar tulang yang terlalu sempit hingga mortar tidak bisa mengisi rongga atau pori-pori antara agregat kasar dengan sempurna.
3.
Kelupasan dangkal
pada permukaan (scalling/ erosion/spalling)
Kelupasan dangkal pada permukaan beton bertulang merupakan jenis kerusakan yang umum terjadi. Penyebabnya ialah adanya eksposisi yang berulang terhadap proses pembekuan dan pencairan hingga permukaan beton bisa terkelupas (scalling).
Ada pula jenis kerusakan lain yang menyebabkan permukaan beton terkelupas, yakni spalling, yakni melekatnya material di permukaan bekisting yang menyebabkan permukaan beton terkelupas.
Kelupasan dangkal pada permukaan beton bertulang merupakan jenis kerusakan yang umum terjadi. Penyebabnya ialah adanya eksposisi yang berulang terhadap proses pembekuan dan pencairan hingga permukaan beton bisa terkelupas (scalling).
Ada pula jenis kerusakan lain yang menyebabkan permukaan beton terkelupas, yakni spalling, yakni melekatnya material di permukaan bekisting yang menyebabkan permukaan beton terkelupas.
4.
Lekatan baja beton
Inilah jenis kerusakan lain yang umum terjadi pada beton bertulang. Kerusakan ini sering terjadi pada komponen struktur penunjang bangunan sipil. Perlu diketahui bahwa lekatan dipengaruhi oleh tingkat kekasaran sebuah permukaan baja dan kualitas beton di sekitar bagian tulangan. Jika kelekatan gagal terjadi atau kurang sempurna, maka akan membuat menurunnya daya dukung pada struktur. Hal ini bsia menyebabkan deformasi. Yang lebih parah bisa menyebabkan runtuhnya struktur konstruksi.
Penyebab lain dari kegagalan kelekatan ialah adanya korosi pada tulangan, terjadinya kebakaran, atau bisa jadi karena terlalu tipisnya selimut beton.
Inilah jenis kerusakan lain yang umum terjadi pada beton bertulang. Kerusakan ini sering terjadi pada komponen struktur penunjang bangunan sipil. Perlu diketahui bahwa lekatan dipengaruhi oleh tingkat kekasaran sebuah permukaan baja dan kualitas beton di sekitar bagian tulangan. Jika kelekatan gagal terjadi atau kurang sempurna, maka akan membuat menurunnya daya dukung pada struktur. Hal ini bsia menyebabkan deformasi. Yang lebih parah bisa menyebabkan runtuhnya struktur konstruksi.
Penyebab lain dari kegagalan kelekatan ialah adanya korosi pada tulangan, terjadinya kebakaran, atau bisa jadi karena terlalu tipisnya selimut beton.
5.
Adanya serangan kimia
Beberapa bahan kimia digunakan dalam proses konstruksi beton tulangan, baik steel structure maupun baja. Seperti penggunaan fly ash pada campuran beton yang berpotensi bisa memberi pengaruh pada beton terutama pada lingkungan bersulat. Selain itu, adanya tegangan internal bisa juga terjadi akibat dari mengembangnya unsur kimia tertentu pada beton, seperti Ca (OH)2 dengan unsur kimia penyerang.
Beberapa bahan kimia digunakan dalam proses konstruksi beton tulangan, baik steel structure maupun baja. Seperti penggunaan fly ash pada campuran beton yang berpotensi bisa memberi pengaruh pada beton terutama pada lingkungan bersulat. Selain itu, adanya tegangan internal bisa juga terjadi akibat dari mengembangnya unsur kimia tertentu pada beton, seperti Ca (OH)2 dengan unsur kimia penyerang.
6.
Penurunan pondasi
Pada sebagian konstruksi, kondisi tanah kurang mendukung untuk bangunan yang kokoh dan berkualitas. Beberapa kasus yang terjadi ialah daya dukung tanah tidak seragam pada sebagian lingkungan bangunan. Hal inilah yang menjadikan perbedaan dan penurunan pondasi. Sedangkan komponen yang sering rusak ialah pada dinding pengisi.
Pada sebagian konstruksi, kondisi tanah kurang mendukung untuk bangunan yang kokoh dan berkualitas. Beberapa kasus yang terjadi ialah daya dukung tanah tidak seragam pada sebagian lingkungan bangunan. Hal inilah yang menjadikan perbedaan dan penurunan pondasi. Sedangkan komponen yang sering rusak ialah pada dinding pengisi.
Menghindari kerusakan
pada beton tentu terdengar agak mustahil, tetapi anda bisa meminimalisir
kerusakan. Bagaimana caranya? Anda harus mengetahui penyebab kerusakan pada
beton agar bisa meminimalisir kerusakan. Beberapa hal yang biasa menjadi
penyebab kerusakan pada beton adalah sebagai berikut:
7. Penggunaan vibrator yang salah menjadi salah satu penyebab utama
kerusakan pada beton. Anda bisa memaksimalkan penggunaan vibrator tapi hanya
untuk proses pemadatan sesuai dengan aturan yang berlaku.
8. Tinggi jatuh pengecoran, untuk menghindari kerusakan ini anda bisa melakukan
pembatasan tinggi jatuh pengecoran 2-4 feet dan jatuhkan campuran secara
vertikal.
9. Kesalahan pembesian, pastikan anda sudah melakukan pemeriksaan terhadap
tulangan sebelum melakukan pemasangan bekisting. Lakukan pemasangan sesuai SNI
agar tidak terjadi masalah di kemudian hari.
10.
Kesalahan pelepasan
bekisting, dalam hal ini anda
harus mendapat persetujuan dari pihak kontraktor dengan melihat hasil uji kuat
tekan.
11.
Dilatasi pengecoran, untuk hal ini seharusnya pengecoran dilakukan
selapis demi selapis. Jangn terlalu tebal (maksimal 500 mm) dan pastikan
tebalnya tidak melebihi panjang batang penggetar.
12.
Kegagalan design, pastikan bahwa desain struktur sudah sesuai dengan
rencana awal. Pengecekan awal dan berkala selama proses konstruksi dilakukan
sangat penting untuk menghindari kegagalan design yang menyebabkan beton rusak.
13.
Kesalahan saat proses
curing, untuk mencegah hal ini anda
harus mengikuti semua ketentuan yang berlaku dalam SNI tentang lama curing dan
bagaimana cara curing yang benar.
14.
Beban tambahan yang
tidak sesuai, agar tidak terjadi
anda bisa berdiskusi terlebih dahulu dengan pihak konsultan perencana. Jika
terpaksa ada penambahan beban, maka perkuatan struktur harus dilakukan terlebih
dahulu.
15.
Faktor cuaca, untuk semua jenis beton, penyebab kerusakan berupa
faktor cuaca seringkali tidak bisa dihindari. Namun dengan penanganan yang
tepat maka konstruksi tidak akan terganggu.
Perkuatan pada beton bertulang
Untuk
mengatasi kerusakan yang terjadi pada beton bertulang baik dengan structur besi
maupun baja, maka harus dimulai dengan tahap pemilihan bahan perkuatan yang
baik dan tepat.
Pemilihan
material ini merupakan persyaratan wajib untuk perbaikan yang tahan lama. Salah
satu solusi untuk perkuatan ini ialah dengan material yang bersifat cementitious yang jadi pilihan terbaik untuk
perkuatan beton yang rusak.
Pada
kondisi tertentu, juga disyaratkan bahwa perkuatan harus mencakup pula
ketahanan terhadap serangan bahan kimia hingga terkadang material lain dipilih
dengan pertimbangan tersebut. Jadi, material perbaikan bersifat fleksibel
sesuai kebutuhan dan sesuai dengan kerusakan yang terjadi.
Beberpa
pertimbangan untuk memilih material perkuatan ialah: kemudahan perbaikan,
pembiayaan, seberapa terampil pekerja dalam memperbaiki, serta peralatan yang
dimiliki untuk perbaikan.
Syarat-syarat yang harus ada dalam material perbaikan
·
Memiliki stabilitas
dimensional
Salah satu syarat utama untuk memilih materi perkuatan pada beton ialah adanya lekatan yang sempurna dan maksimal antara material yang baru dan beton yang rusak.
Sering kali yang terjadi ialah adanya kerusakan pada kelekatan akibat perubahan dimensional yang diakibatkan oleh penyusutan. Sehingga material yang dipakai untuk perbaikan haruslah bebas susut ataupun jika mengalami penyusutan tidak akan merusak lekatan pada beton yang lama.
Salah satu syarat utama untuk memilih materi perkuatan pada beton ialah adanya lekatan yang sempurna dan maksimal antara material yang baru dan beton yang rusak.
Sering kali yang terjadi ialah adanya kerusakan pada kelekatan akibat perubahan dimensional yang diakibatkan oleh penyusutan. Sehingga material yang dipakai untuk perbaikan haruslah bebas susut ataupun jika mengalami penyusutan tidak akan merusak lekatan pada beton yang lama.
·
Koefisien ekspansi
thermal
Perlu diketahui bahwa semua material dalam konstruksi akan mengalami ekspansi dan kontraksi saat terjadi perubahan temperatur udara di lingkungan. Perubahan yang terjadi tergantung pada koefisien ekspansi thermal material tertentu. Misalnya, untuk beton, koefisien ekspansi thermal adalah 0,000006 hingga 0,000012 cm per derajat celcius.
Maka dari itu, pemilihan material untuk perkuatan beton bertulang harus dipilih dengan tepat. Jika komposisi dari dua material dengan koefisien thermal jauh berbeda dan mengalami perubahan temperatur maka akan mengakibatkan kerusakan pada beton bertulang berupa garis lekatan.
Perlu diketahui bahwa semua material dalam konstruksi akan mengalami ekspansi dan kontraksi saat terjadi perubahan temperatur udara di lingkungan. Perubahan yang terjadi tergantung pada koefisien ekspansi thermal material tertentu. Misalnya, untuk beton, koefisien ekspansi thermal adalah 0,000006 hingga 0,000012 cm per derajat celcius.
Maka dari itu, pemilihan material untuk perkuatan beton bertulang harus dipilih dengan tepat. Jika komposisi dari dua material dengan koefisien thermal jauh berbeda dan mengalami perubahan temperatur maka akan mengakibatkan kerusakan pada beton bertulang berupa garis lekatan.
·
Modulus elastisitas
Istilah di atas untuk menggambarkan ukuran kekakuan pada sebuah material. Suatu bahan atau material dengan modulus elastisitas yang tinggi tidak akan mengalami deformasi sebanyak material dengan modulus elastisitas rendah, terutama ketika menerima beban.
Istilah di atas untuk menggambarkan ukuran kekakuan pada sebuah material. Suatu bahan atau material dengan modulus elastisitas yang tinggi tidak akan mengalami deformasi sebanyak material dengan modulus elastisitas rendah, terutama ketika menerima beban.
Dengan
demikian, pemilihan material juga harus mempertimbangkan aspek ini, dimana jika
dua material dengan modulus elastisitas berbeda berada dalam satu kontak maka
bisa menyebabkan material dnengan modulus elastisitas rendah akan
meleleh, melengkung atau menggelembung jika menerima beban. Selain itu, susut
atau pergerakan thermal yang terjadi pun dapat menyebabkan beton kehilangan
lekatan.
Jenis-jenis bahan perkuatan beton bertulang
Sesuai
dengan syarat di atas, maka ada beberapa jenis material yang bisa diaplikasikan
untuk perkuatan beton bertulang, yakni:
1.
Material yang bersifat cementitious
Material
yang satu ini dalam digunakan untuk perbaikan beton dengan bantuan admixture yang bisa menghasilkan sifat kohesif,
capaian kekuatan cepat, dan daya tahan terhadap susut.
Material
perbaikan dalam jenis ini adalah:
·
Beton, grout, mortar
yang diaplikasikan untuk mengganti total penampang.
·
Mortar dan beton
dengan modifikasi tertentu,
yakni penambahan latex untuk melapisi kembali
permukaan lantai bangunan atau jembatan saat ada kerusakan.
·
Grout, mortar, dan beton
yang telah melalui penambahan polimer.
·
Dry pack, yakni mortar berbahan dasar semen portland yang tidak akan mengalami
·
Shotcrete/ sprayed
concrete/ sprayed mortar, dibuat dari bahan-bahan sama seperti pembentuk beton
(semen, air, agregat).
2. Material berbahan dasar resin
Pembuatan
material ini atas dasar epoxy resin, yakni resin untuk injeksi. Ada
yang terdiri dari pasir halus, ada pula yang dicampur dengan agregat kasar
berukuran kecil.
3.
Elastomeric sealants
Material
ini digunakan untuk memperbaiki retak yang mengalami pergerakan cukup
signifikan. Ada dua tipe yang bisa digunakan, yakni hot-applied dan cold applied.
4.
Silicones
Material
ini digunakan untuk perkuatan apabila ada masalah uap air melalui dinding.
Larutan silicone di semprotkan pada didining hingga silicon resin tertinggal
dalam pori dinding dan mencegah kerusakan.
5.
Bentonite
Material
bubuk dari debu vulkanik ini dapat mengabsorbsi air dengan jumlah banyak
sehingga efektif digunakan sebagai penghalang air.
6.
Bituminous coating
Material
berbahan dasar berupa aspal yang diaplikasikan untuk perlindungan terhadap
pelapukan pada beton atau waterproofing.
7 Untuk kerusakan retak-retak,
perbaikan bisa dilakukan dengan injeksi menggunakan epoxy/resin atau produk
lain yang khusus untuk injeksi beton.
8 Kerusakan retak cukup lebar dan beton pecah namun tulangan masih baik, perbaikan beton dapat dilakukan dengan cara beton dibersihkan dan dikasarkan kemudian di grouting ulang.
9 Jika kerusakan sudah serius maka cara perbaikan yang bisa dilakukan adalah menambah ketebalan pelat. Penebalan pelat bisa dilakukan pada sisi bawah pelat. Yang perlu diperhatikan dalam penebalan plat adalah dipastikan kelekatan beton lama dan baru bekerja dengan baik.
8 Kerusakan retak cukup lebar dan beton pecah namun tulangan masih baik, perbaikan beton dapat dilakukan dengan cara beton dibersihkan dan dikasarkan kemudian di grouting ulang.
9 Jika kerusakan sudah serius maka cara perbaikan yang bisa dilakukan adalah menambah ketebalan pelat. Penebalan pelat bisa dilakukan pada sisi bawah pelat. Yang perlu diperhatikan dalam penebalan plat adalah dipastikan kelekatan beton lama dan baru bekerja dengan baik.
10.Pada beton bagian dalam mengalami spalling
atau rusak, namun
tulangan tidak rusak. Cara perbaikan beton dengan grouting. Grouting adalah
memberikan campuran adukan beton dengan bahan khusus dengan mutu tinggi.
11 Beton pecah disertai dengan disertai buckling pada tulangan. Cara perbaikan dilakukan dengan tulangan yang buckling dipotong dan diganti tulangan baru dan diberi sengkang, lalu di grouting/cor beton mutu tinggi. Alternatif lain bisa diberi perkuatan sengkang, grouting dan jacketting atau pembesaran ukuran kolom beton.
11 Beton pecah disertai dengan disertai buckling pada tulangan. Cara perbaikan dilakukan dengan tulangan yang buckling dipotong dan diganti tulangan baru dan diberi sengkang, lalu di grouting/cor beton mutu tinggi. Alternatif lain bisa diberi perkuatan sengkang, grouting dan jacketting atau pembesaran ukuran kolom beton.
Komentar
Posting Komentar